Bukit Holbung Spot Untuk Menikmati Keindahan Alam Danau Toba – Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera Gunung Supervulkan. Danau ini memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mi), dan kedalaman 505 meter (1657 ft). Danau ini terletak di tengah pulau Sumatra bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2953 ft). Untuk lebih detailnya bisa dilihat di Wikipedia aja ya 😀 . Jika anda dari bandara Kualanamu, untuk menuju kesini diperlukan perjalanan kurang lebih sekitar 250KM dengan waktu tempuh sekitar 6-8 jam perjalanan tergantung kondisi lalu lintas. Danau Toba tentu saja adalah salah satu tujuan utama destinasi wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Medan atau Sumatra Utara. Perjalanan saya kali ini tujuan utamanya sebenarnya bukan liburan, melainkan ada pekerjaan dismantle perangkat di daerah Kabanjahe & Sidikalang, Sumatra Utara. Sambil memanfaatkan waktu luang yang masih tersisa, mumpung lagi di sini ya mampir saja dulu ke Danau Toba.
Jumat, 18 Februari 2022, saya berdua bersama teman, pagi-pagi jam 5 sudah ada di Bandara Soekarno Hatta untuk bersiap berangkat menuju Bandara Kualanamu, Medan. Kami menaiki pesawat Super Air Jet yang berangkat dari Jakarta jam 6:30 dan sampai Medan jam 8:50. Pengalaman baru bagi saya yang sebelumnya belum pernah naik maskapai yang baru beroperasi sekitar bulan Agustus 2021 yang lalu ini.
Sedikit ulasan untuk maskapai baru ini, menurut saya maskapai ini cukup bagus. 2 kali naik pulang pergi pesawat selalu ontime, baik itu dari waktu boarding, lepas landas, sampai mendarat di tujuan. Dan saat mendaratpun menurut saya juga cukup halus saat pendaratannya. Leg room kursi pesawat meskipun ekonomi juga tidak terlalu sempit, dan warna kursi biru ditutupi sarung kursi biru muda membuat suasana interior pesawat terlihat cukup segar. Satu lagi yang menurut saya bagus adalah penampilan awak kabinnya yang fresh dan casual, seragamnya yang terkesan santai tidak terlalu formal bahkan kalo menurut saya malah mirip2 seragam engineer/ranger, sepatu yang dikenakan juga pakai sepatu cats bukan sepatu hak tinggi seperti di maskapai lain, dan pramugarinya yang dandan tidak terlalu menor, justru membuat kesan fresh dan santai yang menurut saya justru menjadi nilai plus.
Untuk perjalanan kali ini karena biaya ditanggung kantor bukan pribadi seperti waktu solo traveling jadi ga terlalu gelandangan lah 😀 . Kami menyewa mobil selama 3 hari di Sumatera Utara. Kami menyewa mobil di Ican Rent Car menggunakan armada Toyota Avanza transmisi matic dengan tarif per hari 350 ribu rupiah serta antar jemput bandara 100 ribu. Syarat sewa mobil disini cukup mudah hanya dengan deposit 1 juta rupiah, menunjukkan KTP, SIM, Kartu Kredit, dan info no rekening anda untuk nanti pengembalian deposit setelah mobil selesai disewa. Jika anda sedang di Medan saya cukup merekomendasikan rental mobil ini. Pengantar mobil datang ontime jemput di bandara. Mobil yang kami dapat unitnya masih bagus keluaran tahun terbaru. Interior bersih dengan dilengkapi karpet di lantai mobil. Mobilnya karena keluaran terbaru juga masih sangat sehat dan enak dipakai, kaki-kaki mobil tidak berisik dan mesin juga masih tangguh dipakai di jalanan Danau Toba yang banyak turunan tanjakan curam dengan medan berkelok-kelok. Dan ketika sewa mobil sudah selesai, beberapa jam setelah pengembalian mobil, uang deposit juga langsung dikembalikan ke penyewa secara utuh. Jadi anda bisa menyewa mobil di Ican Rent Car ini karena pengalaman saya rental mobil ini terpercaya. Karena sebelumnya saya pernah punya pengalaman buruk saat sewa mobil di Medan, yaitu waktu sewa mobil di SL Rent Car. Sudah dapat mobil kondisi kurang bagus & tahun jadul, kesepakatan waktu pesan harusnya dapat mobil Avanza tapi kenyataan pas sampai dikasih Xenia, karena udah buru-buru harus pakai ya mau ga mau terima, eh uang deposit 1 juta cuma dikembaliin 500 ribu. Alasan awal nunggu 30 hari takut kena tilang online, padahal juga ga pernah ngelanggar pas pakai mobil, pas sudah lewat tenggat waktu ditagih tidak ada itikad baik sama sekali untuk mengembalikan, ya sudah deh ketipu 500 ribu. Jadi hati-hati jika anda menyewa mobil di SL Rent Car (kalo ga salah ownernya namanya Sh****n L***s), takutnya anda akan mengalami hal buruk seperti saya.
Sudah cukup basa-basinya ya, saatnya mulai cerita perjalanan 😀 . Sekitar jam 9:30 setelah serah terima mobil selesai kami berdua pun segera berangkat menuju tujuan pertama yaitu Kabanjahe. Tentu saja sebelum memulai pekerjaan harus isi perut dulu. Karena pengalaman sebelumnya, saya pilih makan lagi di Rumah Makan Tesalonika yang berada di Jl. Jamin Ginting, Medan yang menurut saya enak & rekomended. Tentu saja menu pesanan saya Babi Panggang Campur yang nikmat itu. Karena teman saya Muslim dia memilih menu Ayam Pinadar. 1 Porsi BPK & Ayam Pinadar disini dihargai masing-masing 30 ribu, dengan sudah mendapat masing-masing nasi 2 porsi, kuah kaldu, sambal & sayur singkong yang menambah kenikmatan menu utama.
Selesai makan kami melanjutkan perjalanan. Sesampai di Kabanjahe setelah cukup lama menunggu mitra kerja disana standby akhirnya kami bisa memulai pekerjaan. Sekitar jam 15:00 pekerjaan di Kabanjahe baru selesai dan kamipun melanjutkan perjalanan menuju tujuan kedua yaitu Sidikalang. Medan jalan yang dilalui banyak tikungan tajam, turunan, dan tanjakan, karena melewati pegunungan. Satu hal yang menarik adalah saat anda akan sampai di daerah Sitinjo. Nanti anda akan melewati air terjun Lae Pandaroh. Air terjun ini tepat berada di pinggir jalan dan membelah jalan, sehingga dibuatkan jembatan agar jalan terhubung. Dulu waktu pertama kali lewat sini ga sempat foto karena diburu kerjaan yang urgent, karena saat ini kerjaan agak santai jadi bisa berhenti sejenak disini untuk mengambil foto 😀 .
Air Terjun Lae Pandaroh Sitinjo
Sore hari kami tiba di Sidikalang, sebelum menuju hotel mampir cari makan malam dulu di pasar Sidikalang. Karena gak nemu yang khas akhirnya kami memilih makan di RM Eropa yang tepat berada di perempatan jalan pasar Sidikalang. Menunya sih disini kebanyakan Chinese Food, dan kami memilih menu makan nasi goreng spesial yang isinya telur, daging ayam, daging sapi, dan udang. Setelah kenyang kamipun lanjut menuju hotel. Kami menginap di Mutiara Dairi Hotel yang berada tak jauh dari pasar Sidikalang kurang lebih 1KM saja. Kami segera beristirahat untuk melanjutkan kegiatan besok.
Sabtu, 19 Februari 2022, setelah sarapan nasi uduk di hotel, pagi-pagi kami sudah berangkat memulai pekerjaan agar segera rampung dan bisa jalan-jalan. Akhirnya setelah pekerjaan selesai waktunya jalan-jalan 😀 . Tujuan utama kami adalah Bukit Holbung Spot Untuk Menikmati Keindahan Alam Danau Toba, karena menurut informasi yang beredar, di bukit inilah salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan Danau Toba dan perbukitan kaldera yang ada di sekelilingnya. Perjalanan dari Sidikalang menuju bukit Holbung sekitar 75KM dengan waktu tempuh +/- 2,5 jam. Rute nya adalah dari Sidikalang nanti setelah sampai pertigaan Sitinjo belok kanan (kalau berangkatnya dari Medan berarti belok kiri), nanti akan melewati Sigalingging, Parboeloean, lalu sampai di simpang Tele. Persimpangan Tele ini adalah jalan utama menuju pulau Samosir. Di persimpangan Tele ambil ke arah kiri, disini kita sudah sampai pinggiran danau Toba namun posisi masih di dataran tinggi. Disini sudah mulai medan sulit berkelok-kelok menuruni bukit menuju pinggiran danau namun jalanan masih aspal mulus. Pemandangan indah danau Toba juga sudah terlihat dari sini. Jika beruntung, di sekitar jalan ini anda akan ketemu monyet-monyet liar yang masih suka nongkrong dan berkeliaran di pinggir jalan.
Ikutin saja jalan ini sampai nanti tiba di Simpang Gonting lalu ambil kanan. Di belokan kanan Simpang Gonting ini jalanan rusak sekitar 1 KM, namun nanti kembali ketemu jalan halus lagi sampai di Sibea-bea. Baru ketika sudah mendekati bukit Holbung sekitar 3KM anda akan menemui jalan makadam, rusak dan sempit, yang membutuhkan skill supir dalam melalui medan ini. Tapi dibalik jalanan yang sulit pemandangan indah perbukitan hijau dan danau akan menemani anda selama melalui perjalanan ini.
Jalan menuju bukit Holbung
Akhirnya tiba juga di tujuan Bukit Holbung Spot Untuk Menikmati Keindahan Alam Danau Toba. HTM menuju bukit Holbung sebesar 5 ribu per orang dan parkir mobil 10 ribu. Sekilas tentang Bukit Holbung, bukit ini Terletak di antara Desa Hariara Pohan dan desa Dolok Raja, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, tidak jauh dari kota Pangururan atau ibu kota kabupaten Samosir. Bukit Holbung merupakan perbukitan yang tinggi berusia sekitar 200 tahun, memiliki kontur tanah yang bergelombang-gelombang, terdapat retakan besar di bagian sisi kiri bukit yang menjadikan bertambahnya nilai eksotis bukit ini. Setelah melalui pintu masuk, kita akan melewati anak tangga menaiki bukit. Anak tangga hanya sampai di perbukitan awal saja, jika ingin mendaki sampai puncak akan melewati jalan setapak, dan semakin dekat ke puncak medan semakin terjal & jalan setapak semakin sempit tertutup ilalang. Untuk mencapai puncak bukit Holbung diperlukan waktu kurang lebih 30 menitan. Namun tenang saja, dimanapun anda berdiri di bukit ini pemandangannya gak ada yang gak bagus, keren dan menyegarkan mata semua deh pokoknya.
Pintu masuk & tangga naik bukit Holbung
Kalau menurut pendapat pribadi saya, spot pemandangan disini terbagi menjadi 3 bagian yaitu, yang pertama adalah pemandangan birunya danau Toba. Danau ini terlihat jernih dan indah dipandang dari atas bukit dengan terlihat pulau Samosir serta pemukiman warga yang mengelilingi danau.
Pemandangan Danau Toba dari atas Bukit Holbung
Pemandangan kedua adalah bukit Holbung yang menjorok ke tengah danau. Pemandangan ini mengingatkan saya akan Bukit Teletubies di Sentani Jayapura, bedanya bukit Holbung ini tidak sepanjang Bukit Teletubies Sentani tapi Bukit Holbung ini lebih tinggi dan semakin mendekat ke danau bukitnya semakin menanjak, berbanding terbalik dengan Bukit Teletubies Sentani yang puncaknya justru di awal dan semakin menjorok ke danau justru semakin turun.
Bukit Teletubbies yang menjorok ke danau
Pemandangan ketiga adalah bukit-bukit hijau yang mengelilingi danau Toba yang posisinya ada di belakang bukit Holbung. Terlihat bukit-bukit indah berderet mengelilingi danau dengan rumput hijau serta beberapa pepohonan yang sangat memanjakan mata.
Pemandangan barisan bukit hijau di sekeliling danau Toba
Sambil menikmati pemandangan kami pelan-pelan mendaki sampai puncak yang terdiri dari 8 bukit. Namun ketika kami baru sampai bukit keenam waktu menunjukan sudah siang dan kamipun memutuskan turun agar nanti tidak kemalaman sampai Medan. Kalau ga ingat harus segera balik Jakarta kami sebenarnya sih pengen berlama-lama disini, bahkan pengen ngecamp nginep disini.
Pemandangan dari atas bukit Holbung
Setelah dari bukit Holbung kami mampir sejenak ke bukit Sibea-bea yang letaknya tak terlalu jauh dari bukit Holbung. Bukit ini rencananya akan dijadikan wisata rohani di masa yang akan datang. Daya tarik bukit ini sebenarnya adalah Patung Yesus dengan tinggi 61 meter yang sebenarnya masih belum selesai dibangun. Meski belum selesai dibangun nyatanya kawasan ini sudah sangat ramai dikunjungi wisatawan. Pemandangan yang didapat disini tentu saja birunya danau Toba dengan bukit hijau yang mengelilinginya. HTM ke bukit Sibea-bea lumayan mahal ya, hitungnya per mobil, 1 mobil tiketnya 50 ribu. Terdapat 2 spot wisata di tempat ini yang pertama adalah patung Yesus dengan background perbukitan hijau. Meski patung utama belum selesai dibangun, masih ada patung Yesus dengan ukuran lebih kecil yang bisa dijadikan spot foto denga latar belakang bukit yang indah. Tapi harus sabar ya foto disini, ngantrinya panjang, banyak yang mau foto 😀 .
Suasana di bukit Sibea-bea
Sementara spot kedua adalah turun kebawah menuju pinggir danau Toba. Disini kita bisa melihat pemandangan air danau, dan juga bukit-bukit disekitarnya dari sisi bawah. Bukit Holbung dengan retakannya juga terlihat cukup jelas dari sini. Karena pinggir danau, kita bisa sejenak membasuhkan kaki di air danau sebagai tanda kalau pernah merasakan dinginnya air danau Toba 😀 . Tapi jangan sampai kejauhan ya kalau main air, karena danau ini sangat dalam, jadi harus hati-hati dan cukup di pinggirannya saja.
Tepi danau Toba dibawah bukit Sibea-bea
Untuk menuju kesini akan melewati jalan berkelok-kelok menuruni bukit. Kalau punya drone pasti sangat bagus fotonya, karena hanya peralatan seadanya jadinya ga bisa foto jalannya deh, tapi sempat dokumentasi video bagaimana sensasi nyupir kendaraan melewati tikungan-tikungan tajam bukit sibea-bea yang dijamin bisa meningkatkan skill anda dalam menyupir 😀 .
Sensasi nyupir meliuk-liuk melewati jalanan berkelok-kelok bukit Sibea-bea
Setelah dari bukit Sibea-bea, sambil jalan pulang kami mampir dulu di menara pandang Tele yang dilewati juga di jalur rute perjalanan ini. Menara Pandang Tele dibangun pada tahun 1988 berada di salah satu jalur darat menuju Pulau Samosir. Menara ini mempunyai empat lantai dengan jarak pandang berbeda, pengunjung dapat melihat pemandangan yang indah melalui balkon pada lantai dua sedangkan di lantai empat dibatasi dengan kaca. HTM menara pandang Tele adalah Rp 7000 per orang. Kalau menurut saya pemandangan danau Toba kurang begitu terlihat dari sini karena terhalang oleh pohon-pohon disekitar menara yang saat ini sudah lumayan tinggi-tinggi. Namun di sini kita bisa mendapatkan spot foto bangunan menara serta gazebo-gazebo dengan model bangunan khas Batak di sekitar menara. Selain itu disini kita bisa melihat dari kejauhan Air Terjun Efrata yang membelah perbukitan di sekitaran danau Toba dan juga barisan bukit-bukit yang mengelilingi danau.
Suasana Menara Pandang Tele
Selesai dari menara pandang Tele karena hari sudah siang mendekati sore kami akhirnya kembali ke Medan. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, baru sekitar jam 8 malam kami tiba di Medan. Karena perut sudah lapar sebelum ke hotel kami mencari makan malam dulu di Mie Sop Bu Tuti. Masakan unik khas Medan ini berupa mie yang diguyur dengan kuah sop berbumbu lezat. Dari kuah sop tercium wangi berbagai rempah seperti kapulaga, pala, daun salam, dan kayu manis. Lokasinya sih cukup nyempil ya, masuk jalan perkampungan gitu, letaknya sih di sekitaran daerah Polonia. 1 porsi mie sop disini dihargai 16 ribu saja. Setelah kenyang barulah kami menuju hotel untuk beristirahat. Kami menginap di Wisma Sederhana, yang lokasinya tak jauh dari Menara Tirtanadi, salah satu landmark kota Medan.
Minggu, 20 Februari 2022. Karena hari ini jadwal pulang ke Jakarta, dan di masa pandemi seperti ini syarat wajib penerbangan adalah menunjukan test covid, maka agenda kami pertama adalah test antigen dulu. Sebelum antigen, biar semangat menjalani hari, tentu harus diawali dengan sarapan 😀 . Salah satu kuliner Medan selain mie sop adalah lontong. Lontong di Medan ini dibuat dengan bumbu yang khas dengan tambahan bihun hingga bumbu rendang. Tujuan kami adalah ke Warung Lontong Kak Lin. Warung lontong Medan Kak Lin ini sudah terkenal, lokasinya berada di depan SMAN 1 Medan atau di Jalan Teuku Cik Ditiro. Tidak di warung tenda, lontong Kak Lin ini berada di sebuah ruko yang nyaman. Rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun 1994. Kami memesan lontong mie gomak telur dengan harga per porsi adalah 23 ribu.
Selesai sarapan kami lanjut untuk antigen. Buat anda yang berencana ke Medan dan cari tempat antigen di sana, anda bisa mengunjungi Rumah Sakit Siti Hajar, yang berada di wilayah Merdeka, Medan Baru, Kota Medan. Antigen disini prosesnya cukup cepat, dari awal registrasi sampai keluar hasil hanya sekitar 30 menitan saja, dan hasilnya juga sudah terintegrasi dengan aplikasi peduli lindungi. Syuklurlah hasil antigen kami semuanya negatif, jadi sudah bisa lanjut dibeliin tiket pulang Jakarta. Karena pekerjaan sudah selesai dan tujuan utama jalan-jalan danau Toba juga sudah keturutan, di hari terakhir ini kami jalan-jalan santai saja asal melajukan mobil menikmati suasana kota Medan.
Beberapa Foto Tempat Kota Medan
Sesampainya di hotel kami istirahat sejenak dan packing barang-barang yang akan dibawa pulang ke Jakarta. Lumayan banyak ada 7 perangkat yang di dismantle, siap-siap dah nanti kena charge kelebihan bagasi pesawat 😀 . Sambil jalan ke bandara, kurang lengkap rasanya ke Medan kalau belum makan durian. Akhirnya kami mampir sebentar ke durian Ucok untuk menikmati legitnya durian Medan di sini yang sudah terkenal itu, sambil juga membeli 3 pack durian titipan teman di Jakarta. Untuk ulasan durian Ucok kayanya sudah pernah ada di artikel sebelumnya, karena sebelumnya saya sudah pernah 2x ke Medan dan selalu mampir ke durian Ucok ini, jadi ga saya bahas banyak disini lagi 😀 .
Puas mabok makan duren lanjut beli oleh-oleh buat teman di Jakarta. Karena di kunjungan sebelumnya pernah bawa oleh-oleh durian & bika ambon, kali ini saya coba cari yang lain, yaitu bolu Meranti yang outlet pernjualannya berada di Jl. Meranti, Medan Petisah. Bolu ini sepertinya sangat terkenal sebagai oleh-oleh khas Medan karena saat di pesawat waktu pulang di kunjungan ke Medan sebelumnya kardus oleh-oleh dengan merek Bolu Meranti banyak bertebaran dijinjing oleh sebagian penumpang. Kalau dilihat dari bentuknya sih ga beda jauh dari bolu-bolu lainnya. Yang membuat bolu ini terkenal mungkin karena tekstur cake lembut dan fresh. Produk roll cake bisa bertahan tiga hari di luar lemari pendingin, namun sebaiknya di hari ketiga segera disimpan di lemari pendingin, maka rasanya akan tetap nikmat. 1 porsi bolu disini harganya bervariasi ya, kalau yang saya beli Bolu Original Keju harganya 80 ribu.
Sekitar pukul 14:00 kami tiba di bandara Kualanamu. Teman saya lebih dulu masuk untuk siap-siap checkin & wraping barang yang akan dimasukan di bagasi, sementara saya ke parkiran dulu untuk mengembalikan mobil. Setelah selesai mengembalikan mobil saya menyusul teman saya untuk check in, dan benar saja jatah bagasi kami berdua 40kg masih kurang, dan harus mebayar ekstra bagasi 4kg seharga 216 ribu. Penerbangan pulang ini kami kembali menggunakan maskapai Super Air Jet. Jadwal keberangkatan ontime pukul 15:45 dan sampai di Jakarta juga ontime pukul 18:05. Sesampainya di Jakarta karena ini pertama kali saya naik maskapai Super Air Jet, sebenarnya saya ingin foto bareng pesawat ini. Kok ya ndilalah pulang pergi dapet pesawatnya yang masih polosan dan belum ada livery Super Air Jet nya. Tapi gak apa lah tetep foto meski dengan pesawat yang masih putih polos 😀 .
Perjalanan 3 hari yang menyenangkan bagi saya, karena semua lancar, pekerjaan beres, dan saya sangat bersyukur masih diberi kesempatan untuk menikmati dan melihat keindahan ciptaan-Nya yaitu pesona alam danau Toba. Jika suatu saat ada kesempatan dan rejeki lebih pasti ada keinginan untuk kembali lagi berkunjung kesana, bahkan kalau memungkinkan berkemah di pinggir danau Toba. Nah jika anda sedang di medan atau sumatera utara dan sekitarnya, tidak ada salahnya untuk ke Bukit Holbung Spot Untuk Menikmati Keindahan Alam Danau Toba.